Wednesday, November 11, 2015

Mutiara di Utara Jakarta

Oleh Truly Christina
Jakarta/(UBM NEWS). Siapa yang tak terkesima saat melihat sebutir mutiara? Cemerlangnya akan tetap terlihat walau tertimbun pasir. Pesonanya membuat manusia mencari mutiara sampai ke dasar lautan. Sama halnya ketika Anda berlayar sedikit menjauh ke utara Jakarta, Anda akan menemukan keindahan sebuah pulau bak cantiknya sebutir mutiara.

Hembusan angin laut menggelitik ujung jari. Sejauh mata memandang lautan lepas, jernih, bersih, bening, berpasir putih memanggil manja. Pesisir berisikan jutaan biota laut menawan hati. Barisan pohon kelapa melambai gemulai berbisik mempesona ditengah teriknya sengatan sinar matahari pagi.

Di situlah awal mula Anda akan terpikat dan jatuh cinta. Jatuh cinta pada pandangan pertama kala melihat Pulau Pari dari kejauhan, pulau dengan luas 43 hektar dan berpenduduk hanya 700 jiwa. Bak oase di tengah padang gurun, menyejukkan mata dan hati. Dengan kecantikan yang ditawarkannya, tak heran jika pulau yang menjadi salah satu kelurahan di kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta, Indonesia ini menjadi tujuan menarik wisatawan dalam maupun luar negeri.

Pulau yang disebut Pulau Pari karena dahulu dipercayai banyak terdapat ikan pari ini dapat dijangkau dengan kapal penyeberangan dari beberapa titik lokasi dermaga di Jakarta. Dermaga Kali Adem, Muara Angke menjadi salah satu dermaga favorite karena harganya yang sangat terjangkau. Cukup dengan membayar Rp40.000, Anda akan dibawa berlayar selama 2 jam sampai ke Pulau Pari.


Selain itu Pulau Pari dapat juga dijangkau melalui dermaga Marina Ancol dan dermaga Pantai Indah Kapuk, yang sering digunakan oleh Holis(26), mahasiswa Universitas Tugu Tani sekaligus peserta rutin diving di Pulau Pari. „Tapi tentu saja saya harus bayar lebih mahal daripada kalau saya menyeberang dari Kali Adem“, ujar Holis.
"Kapal Raksasa"
Setibanya di dermaga Pulau Pari, wisatawan dapat langsung hunting homestay, tentu saja jika ingin bermalam atau sekedar menghabiskan waktu akhir pekan di pulau cantik ini. Bila tidak ingin kehilangan kesempatan, para wisatawan dapat langsung berkeliling pulau menggunakan sepeda yang biasanya telah tersedia di setiap penginapan.

Mas Bonte, salah satu local tour guide akan membawa wisatawan untuk langsung mengelilingi pulau dan menikmati moleknya Pantai Pasir Perawan, Pantai Bintang, dan Pantai Kresek. Pantai-pantai ini baru saja sekitar 4 tahun belakangan terjamah wisatawan. „Sejak setahun lalu sampai sekarang setiap hari ada saja pengunjung apalagi waktu weekend, wah penuh“, ujar ibu Tarwiah, pengusaha warung sekaligus pemilik salah satu homestay di Pulau Pari.

Pulau yang awal mulanya dapat mandiri oleh pembudidayaan hasil laut seperti rumput laut dan ikan ini, kini mampu menarik 1000 wisatawan per hari dan bahkan sampai 3000 wisatawan pada akhir pekan, jelas Pak Nurhayat selaku ketua RW 04. Dari terbitnya sang fajar di ufuk timur hingga tenggelamnya di ufuk barat, wisatawan bahkan tidak akan sempat melamun, karena Pulau Pari mampu membuat siapapun jatuh hati padanya.


Sebut saja Pantai Pasir Perawan. Pantai yang menjadi maskot Pulau Pari ini menawarkan bermacam-macam aktifitas. Dari berenang di pantai bersama ikan-ikan kecil, bermain kayak mengelilingi hutan bakau sekitar pantai, bermain beach volleyball, menanam mangrove, atau hanya sekedar bersantai di warung-warung kecil sambil menikmati segarnya buah kelapa, ialah serangkai kegiatan yang dapat dilakukan wisatawan menunggu petang.
 
Pantai Pasir Perawan
Di kala senja telah tiba, wisatawan dapat mulai melangkahkan kaki ke tujuan selanjutnya. Pantai Bintang. Pantai ini tak kalah populer dari Pantai Pasir Perawan, karena justru di pantai inilah, para pasangan yang sedang dimabuk asmara memandangi indahnya pemandangan sunset ditemani alunan desir pantai yang menghipnotis setiap pemujanya. Selain itu, pantai ini pula menawarkan wisata bawah laut dengan ber-snorkeling di pagi dan siang hari.


Selesai termakan mantra keindahan alam di Pantai Bintang, wisatawan diajak untuk kembali   mengayuh sepeda menuju Pantai Kresek. Pantai yang tentu saja tidak kalah menarik dengan dua pantai yang telah terlebih dahulu dikunjungi. Di kala hari masih terang, wisatawan dapat melihat budidaya bintang laut dan penyu. Sedangkan pada waktu sang rembulan menampakkan sinarnya, wisatawan dapat berkaraoke sambil menikmati barbecue hidangan laut yang segar dan menggoyang lidah.
 
Pantai Kresek
Namun sebagai warga negara Indonesia sekaligus warga Jakarta yang baik, wisatawan lokal terkadang tidak puas sampai di sini. Melihat wisatawan asing yang juga terkagum-kagum dengan keindahan Pulau Pari, minimnya fasilitas umum seperti kamar kecil, tempat sampah, dan sarana informasi sangatlah disayangkan. Penduduk setempat pun menyayangkan kurangnya kerja sama pemerintah dalam meng-iklankan Pulau Pari sebagai obyek wisata yang tak kalah „menjual“.

Wisatawan asing asal Jerman, Norwegia, Jepang, dan Inggris yang sempat saling berpapasan mengalami kesulitan dalam hal berkomunikasi dengan masyarakat, karena tak banyak dari pemandu wisata setempat yang dapat berbahasa asing, sehingga wisatawan yang berkunjung sulit untuk mengerti penjelasan tentang obyek wisata.

Akan jauh lebih menarik lagi apabila objek wisata di Pulau Pari bisa terus bertambah, misalnya objek wisata yang bersifat edukatif. Banyak pihak termasuk masyarakat setempat berharap adanya peran pemerintah yang lebih dalam memajukan potensi wisata di Indonesia seperti Pulau Pari.

Berkaitan dengan hal ini, dosen ilmu manajemen Universitas Bunda Mulia, Ashwitha Chairany, SE., ME., juga menegaskan pentingnya sektor pariwisata dalam memajukan dan mengembangkan roda perekonomian masyarakat lokal sekaligus menjadi salah satu sumber penambahan devisa bagi negara. Untuk itu setiap pihak yang menginginkan kemajuan bersama, harus merasa bertanggung jawab untuk ikut serta dalam menjaga dan melestarikan setiap obyek wisata di Pulau Pari.

Dengan adanya peran pemerintah yang semakin hari semakin terlihat jelas, diindikasikan oleh dana alokasi untuk promosi pariwisata dan juga kebijakan-kebijakan pemerintah, ditambah dengan pertumbuhan konsep community based tourism, akan menciptakan dunia pariwisata Indonesia yang semakin baik.

Hal ini dipertegas oleh Rianto, SST Par., Msi Par., selaku dosen akademi pariwisata Universitas Bunda Mulia yang juga mengatakan bahwa justru hari-hari ini, community based tourism sangat digemari oleh pasar pariwisata. Konsep dimana masyarakat lokal sebagai pelaku, penggerak, serta motor bagi kehidupan wisata sekitar sangat digemari oleh wisatawan dalam maupun luar negeri.

Beliau juga menekankan baiknya kerja sama antara pemerintah dan masyarakat lokal dalam menjaga hakekat dari tujuh sapta pesona. Kemanan, Ketertiban, Kebersihan, Kesejukan, Keindahan, Keramahan, dan Kenangan, menjadi urat nadi bagi dunia kepariwisataan.


Selain peran pemerintah dan masyarakat lokal, kita sebagai wisatawan juga berperan penting dalam proses kemajuan dunia pariwisata Indonesia khususnya Pulau Pari. Sebagai contoh kecil, bila kita membuang sampah pada tempatnya, menjaga kelestarian lingkungan, serta menceritakan pada dunia bahwa Pulau Pari itu luar biasa mempesona, itu berarti kita telah memainkan peranan dalam memajukan Pulau Pari tercinta. Pulau molek bak mutiara yang tersembunyi di utara Jakarta.

Monday, November 2, 2015

Stefanny Eveline, Sosok Semenawan Namanya



Stefanny Eveline, Sosok Semenawan Namanya

oleh Truly Christina(UBM NEWS).
Paras menawan, rambut panjang, senyum manis, dan sederet prestasi tidak membuat adanya jarak antara wanita ini dengan teman, sahabat, dan para penggemarnya.

Adalah suatu pengalaman manis tersendiri bagi saya bertemu dengan gadis kelahiran Bekasi, 7 Oktober 1996 ini untuk pertama kalinya, ramah dan hangat. Tidak akan ada yang menyangka siapa dia dan apa kisah dibalik perawakannya yang sempurna.

Pertemuan tersebut diawali dengan kesan menarik mengenai dirinya yang pandai menari "modern dance". Semua mata tertuju padanya, pada sosok yang menarik, tidak sombong, dan murah senyum.
Stefanny Eveline, gadis yang terlebih dahulu menekuni karir di dunia entertainment ini memilih untuk mengimbangi dunia keartisannya dengan dunia pendidikan. 

Saya pun awalnya tidak menyangka siapa sosok yang lebih sering dipanggil Cipan ini. Dengan sangat ramah dan tanpa celah kami bercengkerama, bertukar cerita dan informasi sampai saya menyadari bahwa ia adalah salah satu personil girl band “Teenebelle” yang sedang naik daun.


Decak kagum makin terdengar ketika masa perkuliahan telah dimulai. Selain sanggup menunjukan kepiawaiannya dalam menari, ia juga mampu membuktikan kecerdasan kognitifnya di kelas. Rajin hadir dalam kelas walaupun berdomisili terbilang jauh dari kampus, kritis dalam mengungkapkan pendapat, mampu menyelesaikan tugas-tugas dengan baik dan tepat waktu, serta bertanggung jawab dalam melaksanakan kewajibannya sebagai mahasiswi Universitas Bunda Mulia.

Jadi tak perlu heran, namanya memang sudah menarik, namun lebih menawan dan memukau lagi sosok dan kepribadiannya yang patut dikenali lebih dalam.